Sekelompokremaja asal Citayam dan Bojonggede melakukan aksi catwalk fashion show di atas zebra-cross Dukuh Atas, Jakarta Pusat, hari Sabtu malam (17/6). Pertunjukan ini diberi nama 'Citayam Fashion Week' — ILUIMUINU (@ILUIMUINU1) July 17, 2022 Flash News Citayam Fashion Week Semakin Eksis, Kenapa? 23/07/2022

Di tengah demam Citayam Fashion Week yang lagi viral di jagat medsos, NU seolah tak mau dibilang kudate kurang update, Red. Kiai dan catwalk dipadukan dalam satu momentum bertajuk Tupal Tugu Pahlawan Fashion Night sebagai bagian dari rangkaian acara Kick Off 1 Abad Nahdlatul Ulama yang digelar di Tugu Pahlawan, Kamis 28/7.Citayam Fashion Week memiliki Jeje, Bonge, Roy, Kurma, dan Ale sebagai ikon. Mereka hanyalah anak muda biasa. Bukan artis, bukan selebgram, juga bukan eksekutif muda. Mereka adalah anak-anak milineal yang berasal dari pinggiran ibu kota. Tetapi dengan kreativitasnya, mereka mampu menerobos keangkuhan dunia selebritis yang selama ini didominasi kelompok sosial Tupal Fashion Night menghadirkan para gawagis dan nawaning dari beberapa pesantren tersohor di Jatim. Di antaranya ada Lora Nasikh dan Ning Vicky dari Ponpes Syaikhona Cholil Bangkalan, Gus Haris dan Ning Marisa dari Ponpes Zainul Hasan Genggong Probolinggo, Gus Ahmad dan Ning Shella dari Ponpes Lirboyo Kediri, Gus Salam dan Ning Neli dari Ponpes Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang.Aksi para gawagis dan nawaning itu juga tak kalah seru dibanding model sekelas Kendall Jenner yang bertarif Rp 571,6 miliar untuk sekali tampil. Juga tak kalah dengan Jasmine Tookes, Behati Prinslo, Barbara Palvin, atau Martha Hunt. Minimal sebelas dua belaslah dengan Kelly Tandiono, Laura Muljadi, atau Kimmy para model profesional “diharamkan” tersenyum saat di atas catwalk. Bahkan, para model senior kelas dunia memberikan tips agar membayangkan hal-hal yang menyedihkan ketika beraksi. Dan saat berhenti sejenak di atas catwalk, harus menurunkan dagu dan mengangkat ini tentu saja tidak berlaku bagi para model dari kalangan gawagis dan nawaning. Soal posisi kaki yang harus segaris, tangan yang harus tergantung bebas dan melambai alami, pinggul yang mengayun lepas, serta posisi badan yang harus ditarik ke belakang, semua bisa dilakoni dengan perfecto numero uno. Kecuali satu, senyum. Rutinitas harian para model pesantren membuat mereka tak mampu menarik dan menyembunyikan senyum. Apalagi, mereka percaya bahwa senyum adalah ibadah paling murah. Hehe…Larangan tersenyum itu setidaknya karena 3 alasan. Pertama, agar penonton tetap fokus pada busananya. Bukan modelnya. Kedua, sang model harus mampu memancarkan aura kepribadian yang kuat. Karena, ini alasan ketiga, ekspresi datar tanpa senyum menunjukkan kepribadian berkelas dan beradab dalam tradisi peradaban vs TradisiSekilas, Tupal Fashion Night hanyalah sebuah show biasa layaknya industri hiburan. Menjadi agak beda ketika penontonnya adalah para kiai dan pengurus NU se-Jatim. Melalui even ini, sepertinya NU sedang mengirim message ke publik. Sebuah pesan tematik yang selama ini seringkali diperbincangkan dengan penuh ketegangan. Baik di forum ilmiah, maupun forum keagamaan. Kok bisa begitu?Yuk, kita simak. Catwalk, bolehlah dibilang sebagai salah satu ikon modernitas. Karena hakekat dari fashion show adalah memperagakan desain busana terbaru di atas catwalk. Sedangkan kiai, selalu identik dengan tradisionalis. Kiai adalah pemegang teguh tradisi. Baik dalam hal amaliyah, maupun dalam hal literasi. Maka ketika kiai dan catwalk berada dalam satu frame, tentu ini sebuah capture yang menarik. Simbol yang mewakili diskursus tentang modernisme versus tradisionalisme’.Manhajul fikr yang dibangun di kalangan NU, tidak menempatkan modernisme dan tradisionalisme secara dikotomik ataupun diametral. Para ulama NU menyadari betul bahwa pembaharuan adalah sebuah keniscayaan. Dari kesadaran inilah lahir salah satu pedoman al muhaafadhatu ala al-qadiimi ash-shaalih wal akhdzu bil jadiidi al-ashlah melestarikan tradisi lama yang baik, dan mengambil hal baru yang lebih baik, Red.Fashion show adalah produk budaya dari peradaban modern. Meski NU bersikap terbuka terhadap modernitas, tapi tidak berarti menerima begitu saja. Maka jangan pernah bermimpi NU akan menggelar acara seperti Bikini Contest at Hooters Pattaya. Atau kontes bra dan lingerie sekelas Victoria’s Secret yang produknya bisa berharga miliaran rupiah. Sesuatu yang baru itu akan diterima, tapi tetap dengan bingkai nilai-nilai lama yang secara ketat masih tetap hasilnya, jadilah acara busana muslim fashion show yang menarik bagi semua penonton yang hadir. Buktinya, sebagian besar undangan yang hadir dalam Tupal Fashion Night, terlihat antusias dan menikmati acara. Baik yang kiai, santri maupun pengurus NU. Beberapa di antaranya bahkan semangat mengabadikan momentum itu dengan merekam video melalui telpon NU dalam meracik modernitas dan tradisi inilah yang membuat NU bisa diterima hampir di semua kalangan dan di setiap jaman. Character building yang ingin ditawarkan NU adalah sosok muslim yang memiliki sikap tawasuth, tawazun, i’tidal, serta tasamuh. Dengan sikap ini, setiap orang akan merasa aman dan nyaman ketika menjadi NU, atau hidup berdampingan dengan NU. Konsep inilah yang menarik perhatian dunia, dengan satu harapan besar bisa ikut mewujudkan tatanan peradaban dunia yang damai dan bermartabat. Dan itulah tugas berat An-Nahdlah Tsaniyah tahun 2026 nanti….*~ Cak Lege ~Pemimpin Redaksi NU Online Ponorogo

Trenbaju renang yang terlihat adalah hadirnya micro bikini, bahkan ada bikini dari selotip. detikJatim Jumat, Mentang-mentang fokus mengkreasikan selotip, dia bikin modelnya jalan di atas catwalk fashion show baju renang cuma pakai selotip. Wolipop Kamis, 28 Jul 2022 22:00 WIB Foto: Aksi Model Catwalk Cuma Pakai 'Baju Renang' dari Selotip. Selamat datang di Runway! Panggung tempat kamu akan berlenggak lenggok memperagakan busana atau aksesori karya perancang. Bentuk utamanya terdiri dari backdrop, main stage, dan catwalk. Saat ini panggung kebanyakan berbentuk I-Catwalk. Sedangkan T-Catwalk sudah jarang digunakan. Dan untuk alasan kepraktisan, saat ini banyak juga panggung yang hanya terdiri dari catwalk tanpa panggung utama main stage. Sebelum kamu berlenggak-lenggok memperagakan suatu busana atau aksesori karya perancang, tidak ada salahnya kamu membaca teknik dasar model catwalk agar kamu bisa memahami dan mempraktekkan serta kamu akan terampil saat di atas panggung. Berikut Ini, Teknik Dasar Model Catwalk Indonesia. Sikap Berdiri Sikap Berdiri Untuk Model Perempuan. Putarlah kaki kiri dengan sudut 45°. Arahkan kaki kanan ke muka dengan lurus. Bengkokkan lutut kanan sedikit di atas garis dari lutut sebelah kiri. Bengkokkan lutut kiri sedikit. Dengan teknik berdiri seperti itu maka keseimbangan tubuh akan terjaga dan terlihat lebih ramping. Lekuk tubuh yang ditampilkan akan membuat busana yang dikenakan pun “jatuhnya” lebih indah. Selanjutnya, arahkan pandangan lurus ke depan namun posisi kepala jangan kakul kamu bisa menoleh ke kiri atau ke kanan bila diperlukan. Posisi bahu ditarik sedikit ke belakang, dada agak dibusungkan dan tahan otot perut. Posisi punggung tegak, pinggul jatuh ke kiri. Sikap tangan panjang lentik dan rileks. Sikap Berdiri Untuk Model Laki-Laki Untuk laki-Iaki, berdiri dengan sikap kaki terbuka selebar bahu. Posisi lengan jangan menekuk, kepalkan telapak tangan namun tetap rileks. Teknik Berjalan Model perempuan Posisi satu kaki di depan kaki yang lain, bukan menyilang. Alur jalan membentuk garis lurus. Ayunkan kaki sejauh mungkin dengan tetap menjaga keseimbangan. Sesuaikan langkah kaki dengan irama musik. Hindari langkah dengan hak jatuh lebih dahulu, posisi tumit menapak ke lantai bersamaan bagian depan sepatu. Model Laki-Laki Berjalan dengan langkah kaki melebar untuk memberikan kesan gagah. Melangkahlah seolah membentuk garis rel imajiner. Teknik Berputar Mulailah langkah awalmu dengan kaki kanan. Saat harus berputar sesuai arahan koreografer saat latihan, berputarlah searah jarum jam dengan kaki agak berjinjit. Dan ketika berputar, usahakan putaran tubuh dan pandangan mata berlawanan dengan arah putaran. Berputarlah secara berlahan, agar keseimbangan tubuhmu tetap berjaga Istilah-istilah dalam teknik putar Half turn Berputar 180 derajat Full-turn Berputar 180 derajat x 2 Step turn Kombinasi full turn yang dilakukan dengan melangkah. Teknik Berekspresi Setiap busana yang dirancang memiliki tema tersendiri dan ditujukan untuk kesempatan tertentu. Karena itu cara membawakannya juga harus disesuaikan, apakah untuk gaya santai, formal, atau pesta? Biasanya koreografer sudah memberikan arahan bagaimana cara berjalan dan menampilkan eksepresi wajah yang sesuai dengan tema busana. Berikut panduannya 1. Tema Santai / Kasual Tunjukkan ekspresi ceria, riang dengan tersenyum dan mata berbinar. Jalan agak cepat dan bergerak Iepas. Tangan berayun Iepas. 2. Tema Sehari-Hari Tersenyum lembut. Berjalan biasa dengan satu kaki di depan kaki lainnya. Kecepatan langkah mengikuti ritme musik. Posisi tangan di samping tubuh, ayunannya tidak terlalu banyak. 3. Formal / Malam / Pesta / Baju Daerah Tersenyum lembut. Melangkah anggun. Setiap gerak gerik dibuat halus, lembut dan tertata. Bloking Panggung Saat fashion show yang bertanggung jawab soal blocking atau penguasaan panggung adalah koreografer. Namun terkadang pada fashion show skala kecil, tidak ada koreografer sehingga mau tidak mau, model-Iah yang harus berperan aktif menghidupkan panggung dan bertanggung jawab atas blocking panggung agar show berjalan rapi dan bisa dinikmati penonton. Titik pandang penonton adalah tengah panggung, karena itu hindari penumpukan model di satu tempat. Atur urutan berjalan dan ritmenya. Misalnya, Model A, B, dan C berjalan bertiga di atas catwalk. Saat di ujung catwalk, A bergerak ke kiri, C ke kanan dan B berjalan di tengah agak di belakang A dan C, agar B terlihat oleh penonton. Garis blocking terdiri dari dua bentuk, yaitu garis lengkung yang bersifat feminin dan garis lurus yang bersifat maskulin. Blocking garis lengkung contohnya berjalan memutar atau membentuk angka delapan dan lingkaran. Blocking feminin saat ini sudah jarang digunakan, kecuali untuk memeragakan busana pengantin atau ball gown yang umumnya agak sulit bergerak bebas. Blocking maskulin lebih sering digunakan baik untuk pria maupun perempuan karena lebih simpel. Blocking ini biasa digunakan untuk peragaan yang modelnya berjalan beramai-ramai di atas catwalk Cross model-model bersimpangan di main stage atau di catwalk. Jarum jaram model-model saling bertukar posisi dalam segi tiga atau segi empat hingga kembali ke keadaan semula. Air mancur model-model berjalan beriringan di catwalk, kemudian ketika tiba di ujung panggung memisahkan diri ke kanan dan ke kiri. Staccato model-model keluar satu per satu, untuk mulai jalan di catwalk. Parade beriringan satu sama lain, berjajar sampai ke belakang. Bisa one line atau two lines Untukbisa menjadi seorang model baik untuk peragaan catwalk, fashion show, iklan maupun yang lainnya maka syarat umum yang harus Anda miliki adalah memiliki wajah menarik dan tubuh yang proporsional. Pada peragaan seperti catwalk, tinggi badan minimal yang harus Anda miliki biasanya adalah 170 cm untuk wanita dan 180 cm untuk pria. Catwalk fashion show adalah ajang untuk menunjukan karya & kemampuan asli Anda di dunia Fashion. Perlu dipahami, bahwa fashion menjadi salah satu industri yang tidak pernah sepi peminat. Perkembangannya yang selalu berubah dari waktu ke waktu, membawa prospek yang cerah bagi para fashion memang tidak pernah ada kata berhenti. Seiring perkembangan zaman, trend dan desain produk fashion justru semakin marak hanya baju, tapi juga ada tas, sepatu, hingga berbagai aksesoris lainnya yang jenisnya semakin bervariatif. Produk-produk ini lahir dari tangan dingin para fashion designer yang tidak pernah berhenti untuk semakin maraknya perkembangan fashion, ini juga di imbangi dengan semakin semaraknya kegiatan fashion fashion show merupakan acara yang diadakan sebagai wadah bagi para designer untuk memamerkan karya-karya mereka kepada panggung fashion ini juga, kita akan berkenalan dengan yang namanya catwalk. Catwalk dan fashion show menjadi dua hal yang tidak terpisahkan. Apa itu catwalk dan apa fungsinya? Simak selengkapnya berikut ini!Secara umum, jalur yang digunakan untuk berjalan oleh para model di acara fashion show di sebut catwalk. Namun, secara bahasa catwalk artinya adalah jalan sempit. Hal ini memang benar adanya, karena panggung catwalk memang didesain dengan jalan yang sangat sempit. Sehingga hanya dapat dilalui oleh dua orang catwalk adalah tempat para model untuk berlenggak-lenggok dan memamerkan outfit yang mereka para model akan berjalan dengan anggun dan elegan. Kaki berjalan lurus didepan satu kaki yang lainnya, serupa dengan gaya anggun kucing yang sedang berjalan. Mengadaptasi dari filosofi inilah, maka panggung dalam acara fashion show di sebut dengan istilah CatwalkFashion show merupakan perhelatan yang ditunggu-tunggu oleh para designer. Karena ditempat ini, para perancang busana akan mengeluarkan koleksi terbaiknya dan memperkenalkannya kepada masyarakat catwalk dalam panggung fashion juga tidak kalah penting. Selain panggung, tata lampu, peragawan dan peragawati juga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari fashion show. Artinya, catwalk fashion show adalah tempat para model menggunakan pakaian karya para sebenarnya apa fungsi catwalk? 1. Tempat Peragaan BusanaPanggung catwalk merupakan tempat untuk memamerkan atau tempat peragaan busana. Disini para peraga akan keluar untuk mempromosikan produk-produk yang dibuat oleh hanya digunakan sebagai tempat peragaan busana saja. Catwalk juga menjadi media bagi para designer untuk unjuk gigi dan memamerkan kreativitas, serta bakat mereka dihadapan masyarakat luas. Disinilah penting adanya catwalk fashion show. 2. Media PromosiPanggun fashion show juga menjadi media promosi dengan sasaran yang potensial. Orang yang datang pada acara fashion show biasanya adalah mereka yang juga menyenangi menampilkan karya Anda diatas catwalk, ini merupakan media promosi yang apik. Serta akan berpengaruh besar terhadap pamor para fashion designer yang ikut berpartisipasi didalamnya. Dengan kata lain, catwalk fashion show adalah tempat yang tepat untuk para desainer menunjukan karya dan mempromosikan identitas asli yang Anda ciptakan. 3. Media Untuk Menambah RelasiSelanjutnya, manfaat dengan adanya pagelaran fashion adalah dapat menambah relasi. Orang yang datang pada pertunjukan fashion biasanya adalah orang yang satu dari desainer pakaian, model, produsen baju, fashion enthusiast dan lain sebagainya. Ini merupakan peluang yang bagus bagi Anda untuk menambah relasi dengan teman-teman yang memiliki minat yang sama sangat menguntungkan. Hal tersebut juga akan memberikan dampak baik bagi karir Anda kedepannya. 4. Alat Untuk Memperkuat BrandingCatwalk juga dapat dijadikan sebagai alat untuk memperkuat branding diri. Bagi Anda seorang fashion designer yang berpartisipasi didalamnya. Anda dapat menunjukkan karya, ciri khas, kreativitas, serta bakat Anda kepada audiens. Ditempat ini, seorang fashion designer bebas berekspresi sesuai karakter mereka. Sekaligus digunakan sebagai alat untuk membangun branding dan juga citra diri ditengah beberapa penjelasan singkat mengenai catwalk dalam panggung fashion show. Catwalk dan fashion show merupakan babak yang dinanti-nantikan oleh seorang perancang busana. Karena ditempat ini, mereka dapat mengekspresikan diri serta memperkenalkan karya mereka kepada masyarakat apakah Anda juga salah satu orang yang tertarik dengan dunia fashion dan mode? Jika demikian, jangan sia-siakan bakat harus di asah agar tidak mengendap begitu saja. Sekolah fashion adalah lembaga yang tepat untuk memfasilitasi para fashion enthusiast yang ingin ikut ambil bagian dan ikut berkiprah di dunia Jakarta adalah salah satu lembaga yang dapat di andalkan untuk kebutuhan tersebut. IFS atau Italian Fashion School, merupakan sekolah fashion Italia yang bertaraf internasional. Di tempat ini, Anda akan di bimbing oleh tenaga profesional yang kompeten di bidangnya. Untuk memperdalam pengetahuan tentang dunia mode dan juga fashion IFS, Anda disuguhi beberapa pilihan tipe jurusan. Diantaranya seperti Fashion Ilustratration, 1-Year Intensive Fashion Design, Pattern Making, Special Course yang ingin belajar pendalaman ilmu tertentu .Selain itu, sekolah ini juga memiliki program andalan yakni International Programs . Dimana program ini memungkinkan siswa untuk belajar langsung di kota Milan, Italia. Jadi, tunggu apalagi? Jangan hanya jadi pengamat saja. Tapi tunjukan kreativitas dan bakat Anda di bidang fashion bersama dengan Juga PERKEMBANGAN FASHION DI INDONESIAKURSUS FASHION DESIGN JAKARTA COCOK UNTUKMU Merekaberdua diyakini hendak melakukan berjalan catwalk fashion show seperti fenomena yang tengah marak usai Citayam Fashion Week viral. Di antara yang paling populer adalah nasi pecel. Lihat Lainnya . August, 02 2022. Ritual Bersih Desa Doko Kediri Pasca Dua Tahun Pandemi Covid-19. For several decades, the circus of fashion week has been an international event, a pop-culture phenomenon which captures the interest of millions as designers present their latest collections, models strut their stuff on the catwalk, celebrities perch immaculately on the front row and editors dart from one city to another, several times a year. More recently though, the role of the runway show has come into question following the explosion of social media, a reckoning regarding sustainability and, more recently, a global pandemic which halted travel and gatherings of people, all of which has led to a more digital-focused fashion week. So, while the industry resets and has an opportunity to look inwards regarding the future of the fashion show, it is interesting to consider how we got to today’s typical catwalk extravaganza, and what we can learn from its history about where we might head next.“Most fashion historians consider English designer Charles Frederick Worth as the originator of using models,” Maria Costantino, a lecturer in cultural and historical studies at the London College of Fashion, tells me. “From the mid 1860s, the house was hiring young women as what were then called demoiselles de magasins’.”A design by Charles Frederick WorthSeeberger Freres//Getty ImagesThis development changed the relationship between the dressmaker and the client. Rather than the designer coming directly to the customer, the designs were presented to clients through a defile’, which was a simple presentation without any music or other fanfare. Costantino explains that this all changed in 1901 when another English designer, Lady Duff Gordon, debuted what we can probably consider the very first catwalk show’.A model wears a dress by Lady Duff-Gordon, 1922Bettmann//Getty Images“Lady Duff Gordon presented her Gowns of Emotion’ and we saw, probably for the first time, models appearing on a stage with scenery, lighting and music, while their entrances were choreographed with poses. This theatrical innovation, complete with a printed programme, not only introduced the first fashion show as a performance, but it also introduced the idea of showing fashion to a larger assembled audience, albeit an audience of the same social class and tastes, who attended by invitation.”An early catwalk showThis show format also introduced many of the other elements that we today associate with a catwalk show, including the idea of a front row.“This introduction of the stage was also significant because it established the divide between the audience and the models, as well as the spatial distribution of the audience itself, who occupied which seats and where.”However, the traditional catwalk – in the sense of the often raised runway projecting from the stage – came from the fashion presentations that took place in department stores in the early 20th century, where they had large spaces available. These presentations for middle-class shoppers, Costantino argues, were vital in “validating and then disseminating the fashionable styles set by designers”. And, it was here that the more modern raised catwalk gained prominence and Kelly on the catwalk, 1950sIt wasn’t until the 1960s that we started to break away from these fixed and rigid spaces of department stores and salons, where designers started to be more inventive with location and setting, something which is commonplace 1965Terry Disney//Getty Images“Balmain presented a 1965 collection in a wine cellar, while Pierre Cardin held a show outdoors next to the Seine in Paris and Paco Rabanne showed at the Crazy Horse Saloon,” recalls Constantino. “It now meant that fashion shows had to adapt to the space in which it was being presented. Each new seasonal presentation meant that the fashion show had to be reimagined, and the scene – the setting, the music, the lights and the choreography – had to be redesigned along with the collection.” From here, the fashion show just got bigger, particularly once we headed into the Léger, 1993Getty Images“The supermodel – and the super shows – in the 1990s that cost millions to stage are indicative of the economic investment and the market value of the major fashion brands and of consumer culture and spending in this period,” Costantino explains, adding that the enormous amounts of money spent led to fashion shows becoming a “visual spectacle”, but didn’t really add or change anything to the basic concept of what a fashion show this point, pre-social media, fashion houses were still in complete control of the imagery and video footage that was released, making the shows more elitist and exclusive than they are now. “Fashion was what the fashion house and the fashion media said fashion was,” she says. “It was in their interests to maintain this symbiotic power relationship with fashion brands as media advertisers.”Calvin Klein, 1993In fact, although there had been instances of fashion houses allowing the public in – Thierry Mugler’s 1984 show was the first of its kind to let people buy tickets – the catwalk show was largely inaccessible to the public, with the shows happening behind closed doors for fashion editors, buyers, celebrities and private clients. When social media arrived of course, this all changed.“The purpose of fashion shows has not changed at all,” Steven Kolb, CEO of the Council of Fashion Designers of America, tells me. “It has always been about creating visibility and exposure for a designer’s collection with the ultimate intention of selling clothes. As the world became more connected, the fashion show evolved from smaller, local events to larger international experiences. The onslaught of technology put fashion weeks within reach of people who otherwise had no access to the shows. With that, fashion became a pop-culture phenomenon and a source of entertainment.”Narcisco Rodriguez, 2006As a result, the digital boom of fashion week suddenly exploded, as those on the front row shared their fashion-week experiences with the rest of the world. Street style followed as the fashion influencer was born – and the whole circus which we have come to recognise as fashion month was fully formed.“Over the past 10 years, social media played an increasingly important role in fashion weeks, giving more people more access to events and experiences that were once aimed only at a select group of industry insiders, celebrities and high-net worth individuals,” Caroline Rush, chief executive of the British Fashion Council Marc Valvo, 2007All this led to the even further democratisation of fashion week; brands chose to livestream their shows to all, while London Fashion Week opened its physical doors to the public with consumer-facing shows, for which tickets could be purchased.“Fashion designers have a role in not only showcasing design but also reflecting society and moments in time,” Rush says. “As chief executive of the BFC for the past 11 years, I have witnessed immense change in the presentation of fashion shows first hand.”Dior, 2012These changes have only been exaggerated over the past two years as coronavirus swept across globe, resulting in designers being forced to embrace a digital format while travel and gatherings continue to be heavily restricted. A few seasons into this new world though, and it’s still not clear how things will pan out.“The intense interest in fashion layered more and more shows and activations onto the global calendar and pushed brands to invest resources in order to stand out from the crowd,” Kolb says. “The pandemic has been a reset. It’s a time when designers are beginning to scale back and take stock of the impact of a show.”Chanel, 2017Many designers embraced the creative challenge this presented, showcasing their collections via fashion films or shoots and finding inventive new ways to pull audiences in. In some ways, it gave the industry an opportunity to see what could be done without a traditional catwalk show. However, statistics from the Paris Fashion Week spring/summer 2021 show season suggested that brands who still held some form of 'traditional' catwalk fared best."While social media interest in Paris Fashion Week significantly decreased this year compared to last, the designers who did have the most success on social media were those who scaled back their presentation the least," Tracy David, chief marketing officer at data and analytics firm Listen First told WWD. "With the pandemic with us for the foreseeable future, designers that are able to find safe and creative ways to return spectacle to the runway will generate the most social media interest around upcoming fashion events."This suggests that we are not quite there yet in forming a replacement for the time-honoured catwalk format. For many, clearly, digital doesn’t quite cut it.“Fashion shows will never go away,” Kolb argues, while Rush admits that “digital will never replace the magic of in-person gatherings and events”. Versace, 2018And of course, this pandemic won’t last forever, but that is not to be said that the industry should revert back to how things were. The role of fashion week was already being called into question.“The pandemic has incited a reset of the industry that was long overdue and this must be seen as an opportunity to set us up for the future,” Rush says. “It has allowed us time to reflect and deepen the conversation around sustainability and the role the fashion industry has to play when it comes to issues such as global warming and the use of natural resources. This is an important conversation that we will continue to have beyond the period.”“It’s time for change,” Costantino adds. “The concept of fashion itself emerged at a time when economic and social changes encouraged us to discard clothes before they were worn out, to think of clothes as visible signifiers of economic status and through which we constructed our gender, race, ethnic and other identities along mainstream, normative ideologies established in a white, Western, patriarchal society. While such discourses are increasingly questioned and challenged in society, fashion continues to maintain its presentations along these old lines.”Dolce & Gabbana, 2021Costantino suggests that the catwalk show “as an audio-visual spectacular” may have “reached its zenith” and that the focus may move from the architecture of a show back to the importance of design. But, we can’t rely on fashion houses and brands to make this change “It is not in their interests to do so.”“The mode of fashion presentations will change because of pressures largely from outside the industry – from digital technologies; from issues arising because of questions centred around ethical production, consumption and sustainability; from the experiences of Covid, lockdowns and social distancing, and, most importantly, from new designers and creatives who actively engage in exploring the nature of their practice and examining fashion as part of our material culture.”This future could well be in the development and embrace of technologies that many brands have only just started to touch on or in others that have not really been seen yet, she argues. What seems fundamental though is that change is coming and designers will need to be receptive to how society is moving forward and how attitudes are changing if they want to survive. What comes next will be fascinating to watch – whether we're doing so from the front row or the sofa.
Catwalkfashion show adalah ajang untuk menunjukan karya & kemampuan asli Anda di dunia Fashion. Perlu dipahami, bahwa fashion menjadi salah Continue Reading. June 23, 2022. Apa Yang Dimaksud Dengan Designer ? Beberapa waktu ini, profesi designer menjadi salah satu profesi yang banyak diincar. Terutama oleh generasi muda yang memang menyukai
Selama beberapa dekade, pekan mode telah menjadi acara santapan internasional, sebuah fenomena budaya pop yang menarik minat jutaan orang ketika desainer mempresentasikan koleksi terbaru mereka. Tak lupa dengan para model yang memamerkan barang-barang mereka di atas catwalk, selebriti berderet rapi di barisan depan, dan para editor melesat dari satu kota ke kota lain, beberapa kali dalam setahun. Namun, baru-baru ini, peran runway show telah dipertanyakan, menyusul hadirnya ledakan media sosial, perhitungan terkait keberlanjutan, dan pandemi global yang menghentikan perjalanan dan pertemuan orang-orang. Kondisi tersebut menyebabkan fokus pekan mode mengarah ke digital. Jadi, sementara industri me-reset dan memiliki kesempatan untuk melihat secara saksama mengenai masa depan peragaan busana, menarik bagi kita untuk mempertimbangkan bagaimana kita sampai pada catwalk ekstravaganza yang khas hari ini. Tidak hanya itu, menarik juga untuk mencari tahu apa yang dapat kita pelajari dari sejarahnya dan ke mana kita akan menuju selanjutnya. “Sebagian besar sejarawan mode menganggap bahwa desainer Inggris Charles Frederick Worth adalah pencetus dari penggunaan model dalam runway,” kata Maria Costantino, dosen studi budaya dan sejarah di London College of Fashion, kepada saya. “Sejak pertengahan tahun 1860-an, rumah mode tersebut telah mempekerjakan wanita muda yang kemudian disebut 'demoiselles de magasins'.” Perkembangan tersebut telah mengubah hubungan antara penjahit dan klien. Alih-alih desainer datang menemui pelanggan secara langsung, desain yang dimiliki disajikan terlebih dahulu kepada klien melalui 'defile', yaitu sebuah presentasi sederhana tanpa musik atau keriuhan lainnya. Maria menjelaskan bahwa perubahan tersebut terjadi pada tahun 1901, ketika desainer Inggris lainnya, Lady Duff Gordon, memulai debutnya pada apa yang mungkin dapat kita anggap sebagai 'pertunjukan catwalk' pertama. “Lady Duff Gordon mempersembahkan 'Gowns of Emotion' dan kami melihat, mungkin untuk pertama kalinya, model muncul di atas panggung dengan pemandangan, pencahayaan dan musik. Bersamaan dengannya, gaya jalan dari para model dikoreografikan dengan berbagai pose. Inovasi teatrikal ini, yang lengkap dengan program cetaknya, tidak hanya memperkenalkan peragaan busana pertama sebagai pertunjukan, tetapi juga memperkenalkan ide dalam menampilkan mode kepada lebih banyak hadirin. Namun, sebagian besar penontonnya berasal dari kelas sosial dan selera yang sama.” Tak hanya itu, format pertunjukan tersebut juga memperkenalkan kita dengan banyak elemen lain yang sekarang sangat terkait dengan pertunjukan catwalk, termasuk gagasan tentang penonton barisan depan. “Pengenalan terhadap panggung ini juga penting karena mampu membentuk jarak antara penonton dan model, serta distribusi spasial penonton itu sendiri, siapa yang menempati kursi mana dan di mana.” Namun, catwalk tradisional, yaitu runway yang sering dipuja yang diproyeksikan dari atas panggung, berasal dari presentasi mode yang berlangsung di department store pada awal abad ke-20. Pada waktu itu, tempat-tempat tersebut memiliki ruang yang luas. Menurut Maria, presentasi untuk pembeli kelas menengah ini sangatlah penting, khususnya dalam "Memvalidasi dan kemudian menyebarkan gaya modis yang ditetapkan oleh sang desainer". Di sinilah catwalk yang lebih modern menjadi terkenal dan populer. Tahun 1960-an menjadi titik tolak lokasi tempat runway diadakan. Secara perlahan, mereka mulai melepaskan diri dari ruang department store dan salon yang kaku. Mereka pun beralih ke tempat yang lebih inventif dengan lokasi dan pengaturan khusus, sesuatu yang lumrah untuk ditengok pada saat ini. “Balmain mempersembahkan koleksi tahun 1965-nya di sebuah gudang anggur, sementara Pierre Cardin mengadakan pertunjukan di luar ruangan, di sebelah Seine di Paris. Paco Rabanne pun mengadakannya di Crazy Horse Saloon,” kenang Constantino. “Ini berarti peragaan busana harus beradaptasi dengan ruang tempat ia ditampilkan. Kehadiran dari presentasi musiman baru harus didampingi dengan penataan ulang sebuah lokasi dan berbagai adegan harus dirancang ulang bersama dengan koleksinya, seperti pengaturan, musik, lampu, dan koreografi.” Dari sinilah perkembangan peragaan busana semakin besar, apalagi ketika memasuki era tahun ’90-an. “Pada tahun 1990-an, supermodel dan pertunjukan super tersebut menelan biaya jutaan dolar untuk sebuah pentas. Hal tersebut adalah indikasi dari investasi ekonomi dan nilai pasar dari merek fashion utama serta budaya konsumen dan pengeluaran pada periode ini,” jelas Maria, sembari menambahkan bahwa jumlah uang yang dikeluarkan mampu membuat peragaan busana menjadi “tontonan visual”, namun tidak benar-benar menambah atau mengubah apa pun menjadi konsep dasar peragaan busana sebelumnya. Pada titik ini, yaitu pra-media sosial, rumah mode masih memegang kendali penuh atas citra dan rekaman video yang dirilis, membuat acara tersebut terlihat lebih elitis dan eksklusif daripada sekarang-sekarang ini. “Fashion adalah apa yang dikatakan oleh rumah mode dan media fashion ketika ditanya mengenai fashion,” katanya. "Mereka berkepentingan untuk mempertahankan hubungan kekuatan simbiosis ini dengan merek fashion yang berperan sebagai pengiklan media.” Faktanya, terdapat beberapa contoh rumah mode yang mengizinkan publik masuk, seperti pertunjukan Thierry Mugler pada tahun 1984. Pertunjukkan tersebut adalah pertama kalinya publik dapat membeli tiket untuk menyaksikan sebuah peragaan busana. Meskipun begitu, sebagian besar pertunjukan catwalk tidak dapat diakses oleh publik. Acara tersebut biasanya berlangsung secara tertutup, hanya untuk editor mode, pembeli, selebriti, dan klien pribadi. Tentu saja ketika media sosial tiba, semua hal ini berubah. “Tujuan dari peragaan busana tidak berubah sama sekali,” kata Steven Kolb, CEO Council of Fashion Designers of America. “Tujuannya sellau mengenai menciptakan visibilitas dan keterpaparan untuk koleksi desainer, dengan tujuan akhir menjual pakaian dari koleksi tersebut. Saat dunia menjadi lebih terhubung, peragaan busana berkembang dari acara lokal yang kecil menjadi pengalaman internasional yang lebih besar. Serangan teknologi menempatkan pekan mode ke dalam jangkauan orang-orang yang tidak memiliki akses ke pertunjukan. Dengan begitu, fashion telah menjadi fenomena budaya pop dan sumber hiburan.” Sebagai hasilnya, pekan mode secara digital secara mendadak meledak, ketika mereka yang berada di barisan depan berbagi pengalaman pekan mode yang mereka miliki dengan orang-orang di seluruh dunia. Gaya jalanan mengikuti saat influencer mode lahir dan pada saat itulah seluruh sirkus yang kita kenal sebagai bulan mode sepenuhnya terbentuk. “Selama sepuluh tahun terakhir, media sosial memainkan peran yang semakin penting dalam pekan mode, memberi lebih banyak orang akses ke acara tersebut dan pengalaman yang dulunya ditujukan hanya untuk sekelompok orang dalam industri, selebriti, dan individu berpenghasilan tinggi,” jelas Caroline Rush selaku kepala eksekutif dari British Fashion Council. Semua hal tersebut mengarah pada demokratisasi lebih lanjut dari pekan mode, di mana berbagai merek memilih untuk menyiarkan langsung pertunjukan mereka untuk dikonsumsi semua orang, sementara London Fashion Week memperbolehkan publik hadir di sana dengan membeli tiket sebelumnya. "Perancang busana tidak hanya berperan dalam menampilkan desain, tetapi juga mencerminkan masyarakat dan momen pada waktunya," kata Caroline. "Sebagai kepala eksekutif BFC selama 11 tahun terakhir, saya telah menyaksikan perubahan besar dalam presentasi peragaan busana secara langsung.” Perubahan tersebut hanya dibesar-besarkan selama 12 bulan terakhir karena pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia. Situasi tersebut memaksa para desainer untuk menggunakan format digital, sementara perjalanan dan pertemuan harus terus dibatasi. Dua musim ready-to-wear telah memasuki dunia baru ini dan masih belum jelas bagaimana semuanya akan berjalan dengan baik. "Ketertarikan yang kuat pada mode membuat semakin banyak pertunjukan dan aktivasi ke dalam kalender global dan mendorong berbagai merek untuk menginvestasikan sumber daya agar menonjol dari kerumunan," kata Steven. “Pandemi telah diatur ulang. Ini adalah waktu ketika desainer mulai mengurangi dan mempertimbangkan dampak dari sebuah pertunjukan.” Banyak desainer yang telah menerima tantangan kreatif tersebut, dengan memamerkan koleksi mereka melalui film atau pemotretan mode. Mereka pun menemukan cara baru yang inventif untuk menarik penonton masuk dan menyaksikannya. Dalam beberapa hal, kondisi tersebut memberi kesempatan kepada industri untuk melihat apa yang bisa dilakukan tanpa pertunjukan catwalk tradisional. Namun, statistik dari musim pertunjukan Paris Fashion Week musim semi/musim panas 2021 menunjukkan bahwa merek-merek yang masih memegang catwalk 'tradisional' mendapatkan hasil terbaik. "Ketika minat media sosial di Paris Fashion Week pada tahun ini menurun secara signifikan jika dibandingkan tahun lalu, desainer yang paling sukses di media sosial adalah mereka yang paling sedikit mengurangi presentasi mereka," ungkap Tracy David, kepala pemasaran di perusahaan data dan analitik Listen First kepada surat kabar ternama. "Dengan keberadaan pandemi di masa mendatang, desainer yang mampu menemukan cara yang aman dan kreatif untuk mengembalikan tontonan ke runway akan membangkitkan minat media sosial paling besar seputar acara mode mendatang” Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kita belum cukup sampai di sana’ dalam membentuk pengganti dari format catwalkyang sudah lama dihormati. Bagi banyak orang, jelas bahwa digital tidak cukup berhasil dalam menjadi sang alternatif. "Fashion show tidak akan pernah hilang," ucap Steven, sementara Caroline mengakui bahwa "Digital tidak akan pernah menggantikan keajaiban pertemuan dan acara yang diadakan secara langsung". Tentu saja pandemi ini tidak akan berlangsung selamanya. Namun, tidak berarti industri harus kembali ke keadaan semula. Saat ini, peran pekan mode sudah dipertanyakan. “Pandemi telah memicu pemulihan industri yang sudah lama tertunda dan ini harus dilihat sebagai peluang untuk mempersiapkan kita di masa depan,” kata Caroline. “Pandemi telah memberi kami waktu untuk merefleksikan dan memperdalam percakapan seputar keberlanjutan dan peran yang harus dimainkan oleh industri fashion dalam hal isu-isu seperti pemanasan global dan penggunaan sumber daya alam. Ini adalah percakapan penting yang akan terus kami lakukan setelah periode tersebut berlalu.” “Sudah saatnya untuk berubah,” tambah Maria. “Konsep fashion itu sendiri muncul pada saat perubahan ekonomi dan sosial mendorong kita untuk membuang pakaian sebelum usang, menganggap pakaian sebagai penanda status ekonomi yang terlihat. Melalui hal itu, kita membangun identitas gender, ras, etnis, dan lainnya yang bersamaan dengan ideologi normatif maupun aurs utama yang didirikan dalam masyarakat kulit putih, Barat, dan patriarki. Sementara wacana seperti itu semakin dipertanyakan dan ditantang di masyarakat, fashion terus mempertahankan presentasinya di sepanjang garis lama’ ini.” Maria mengatakan bahwa pertunjukan catwalk "sebagai pertunjukan audio-visual yang spektakuler" mungkin telah "mencapai puncaknya". Menurutnya, fokusnya dapat beralih dari arsitektur pertunjukan kembali ke pentingnya desain. Namun, kami tidak dapat mengandalkan rumah mode dan merek untuk membuat perubahan ini "Mereka tidak berkepentingan melakukannya.” “Mode dari presentasi fashion akan berubah karena tekanan yang sebagian besar berasal dari luar industri, yaitu dari teknologi digital; dari masalah yang timbul karena pertanyaan yang berpusat pada produksi etis, konsumsi dan keberlanjutan; dari pengalaman Covid-19, lockdown, social distancing, dan yang terpenting, dari desainer dan para kreatif baru yang secara aktif terlibat dalam mengeksplorasi sifat praktik mereka dan memeriksa mode sebagai bagian dari budaya material kami.” Masa depan ini juga bisa termasuk dalam perkembangan dan perangkulan teknologi yang baru saja mulai disentuh oleh banyak merek atau di merek lain yang belum benar-benar terlihat, katanya. Apa yang tampaknya mendasar adalah bahwa perubahan akan datang dan desainer harus bisa menerima bagaimana masyarakat bergerak maju serta bagaimana sikap dapat berubah jika mereka ingin bertahan. Apa yang terjadi selanjutnya akan menarik untuk ditonton, apakah kita melakukannya dari barisan depan atau dari sofa. Penulis Amy de Klerk; Artikel ini disadur dari Bazaar UK; Alih Bahasa Fatimah Mardiyah; Foto Courtesy of Bazaar UK
RidwanKamil Catwalk Bareng Bonge Citayam. (IST) Viral Video, RANCAH POST - Situ Rawa Kalong yang berlokasi di Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil pada Jumat, 5 Agustus 2022. Diketahui, peresmian itu dilakukan setelah Pemprov Jawa Barat usai merevitalisasi situ atau danau
25 d. Studi Antropometri Panggung Fashion Show Panggung fashion show atau catwalk adalah salah satu alternative yang biasa digunakan pada saat pameran berlangsung dengan cara berjalan diatasnya dan memperagakan mode yang ingin dipertunjukkan. Sifat kegiatan peragaan busana ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua tipe  Terbuka Peragaan busana ini ditunjukan untuk umum tanpa dikenakan biaya yang diadakan serta berkala untuk memperkenalkan fashion terbaru.  Tertutup Peragaan busana ini bersifat eksklusif yang diadakan dalam area ruangan khusus dikenakan biaya, pada umumnya merupakan adi karya busana seorang perancang kenamaan untuk memperkenalkan hasil karya yang terbaru serta agar namanya tetap eksis dalam dunia fashion. Catwalk merupakan bagian terpenting dari sebuah fashion show yang bentuknya berupa lajur yang menjadi pusat perhatian utama pada ruangan peragaan busana, dimana di lajur itu para model berjalan memperkenalkan pakaian dengan aksesoris yang dikenakannya. 26 Bentuk panggung catwalk memanjang dan memotong ruang, yang dimaksudkan agar memungkinkan bagi para model untuk berjalan tepat di hadapan penonton. Ketinggian panggung dapat sejajar dengan lantai maupun berupa platform dengan ketinggian antara 30 – 150 cm. Lebar minimum 2 Meter ; panjang minimim 8 Meter ; tinggi 5 - 150 Centimeter. Tipe catwalk dibagi menjadi dua, yaitu  Catwalk dengan ketinggian sejajar lantai o Model panggung peragaan busana seperti ini biasa dipakai untuk peragaan busana skala kecil dengan jumlah penonton yang terbatas. o Alur jalan model ditentukan oleh pengaturan kursi penonton.  Catwalk menggunakan platform o Biasa digunakan untuk acara yang lebih khusus. o Untuk acara insidental, panggung dapat bersifat temporer. o Tidak mempunyai standart bentuk yang baku o Lebar standart untuk jalan 2 orang 27 Gambar Fashion Show Basics sumber The stage adalah bagian awal panggung dimana para model keluar dari backstage. The runway atau dalam bahasa indonesianya landasan pacu ini adalah panggung yang memanjang ke arah penonton. Bagian “T” adalah panggung tambahan tegak lurus dari panggung awal. Runway dengan pangung yang berbentuk huruf “T” ini adalah bentuk yang paling baik untuk menampilkan sebuah fashion dalam sebuah acara fashion show. Gambar Fashion Show Basics sumber 28 Untuk acara fashion show dengan skala kecil, panggung runway dengan ukuran 120 cm adalah ukuran lebar panggung yang disarankan. Besaran lebar panggung tersebut memberikan ruang hanya untuk satu baris model saja. Ukuran ini dianjurkan untuk tempat pelaksanaan yang tidak terlalu besar. Runway yang seperti ini dirancang untuk pelaksanaan fashion show dengan skala yang kecil. Gambar Fashion Show Basics sumber Berikut ini adalah besaran panggug runway yang tingkatannya di atas 120 cm yaitu 180cm. Dengan ukuran ini lebih memungkinkan untuk arus sirkulasi yang lebih baik agar model dapat jalan berdampingan. Dalam acara fashion show dengan besaran panggung seperti ini model dibuat untuk dapat berjalan berpasangan. 29 Gambar Fashion Show Basics sumber Lebar panggung 240 cm ini adalah ukuran terbaik utuk acara fashion show dengan skala yang besar. Ukuran ini adalaha ukuran yang ideal untuk dapat menampilkan kurang lebih empat model dalam waktu yang bersamaan dan dapat menyajikan fashion sow yang baik. Dan ukuran ini disarakan ntuk acara fashion show dalam skala yang besar Gambar Fashion Show Basics sumber 30 Pintu masuk ke panggung runway juga menjadi bagian yang penting dalam sebuah pertunjukan, pintu masuk ke panggung runway dapat menjadi sesuatu yang menarik untuk ditunjukan dalam sebuah acara fashion show. Meskipun ada pilihan untuk membiarkan pintu masuk tersebut tetap kosong, tetapi akan membuat panggung fashion show yang besar menjadi terlihat sangat polos. Karena itu mengapa paggung fashion show lebih baik dibuat sedikit berwarna dan bervariasi. Gambar Fashion Show Basics sumber Desain panggung ini menggunakan dua pintu masuk yang menuju ke panggung fashion show. Dengan fasilitas dua pintu masuk ini memberikan lebih banyak ruang untuk para model untuk bergerak menuju panggung runway utama. 31 Fashion dan Kecantikan Merekaadalah Jeje 'Slebew', Bonge, Kurma, dan Roy. Keempatnya memiliki gaya fashion khas dengan keunikan masing-masing. Jeje 'Slebew' adalah salah satu remaja Citayam yang paling sering dibicarakan di media sosial. Wajahnya yang cantik membuatnya kerap disebut sebagai kembaran artis Fuji. Mereka pun pernah membuat konten video bersama. Pendahuluan Asal Mula Istilah “Catwalk” Istilah "catwalk" umumnya digunakan untuk merujuk pada landasan pacu yang ditinggikan tempat para model berjalan selama peragaan busana. Meskipun asal usul istilah tersebut tidak sepenuhnya jelas, namun diyakini berasal dari cara kucing berjalan, yang terkenal dengan keanggunan dan keanggunannya. Istilah ini pertama kali digunakan pada awal abad ke-20 dan sejak itu identik dengan peragaan busana di seluruh dunia. Peragaan Busana Awal dan Tempatnya Pada hari-hari awal peragaan busana, tempat sering kali berukuran kecil dan intim, dengan model berjalan melewati penonton daripada di landasan. Seiring popularitas peragaan busana tumbuh, tempat menjadi lebih besar dan lebih rumit, dengan landasan pacu khusus untuk model berjalan. Landasan pacu khusus pertama dibuat oleh desainer Prancis Paul Poiret pada tahun 1910, yang memasang platform tinggi di salonnya untuk memamerkan desain terbarunya. Hal ini menyebabkan berkembangnya catwalk modern, yang kini menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman peragaan busana. Koneksi antara Kucing dan Fashion Hubungan antara kucing dan mode tidak segera terlihat, tetapi diyakini berasal dari cara kucing bergerak. Kucing dikenal karena keanggunan, ketenangan, dan keanggunannya, yang semuanya merupakan kualitas yang sangat dihargai di industri fashion. Istilah "catwalk" diperkirakan awalnya digunakan untuk menggambarkan jalan sempit yang digunakan oleh pelaut di kapal untuk menghindari tersandung tali dan rintangan lainnya. Seiring waktu, istilah tersebut diadopsi oleh industri fashion untuk menggambarkan landasan pacu yang ditinggikan yang digunakan dalam peragaan busana. Penggunaan “Catwalk” dalam Konteks Lain Sementara istilah "catwalk" biasanya dikaitkan dengan peragaan busana, istilah ini juga digunakan dalam konteks lain. Dalam industri konstruksi, catwalk adalah platform sempit yang digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan atau inspeksi. Dalam industri hiburan, catwalk adalah platform yang digunakan oleh artis untuk berinteraksi dengan penonton. Namun, istilah ini paling sering diasosiasikan dengan industri fashion, yang telah menjadi bagian dari leksikon para profesional dan peminat fashion di seluruh dunia. Landasan peragaan busana modern telah berkembang jauh dari awalnya yang sederhana. Pada awalnya, peragaan busana diadakan di tempat-tempat kecil tanpa landasan pacu khusus. Ketika industri fesyen berkembang, begitu pula ukuran dan kompleksitas landasan pacu. Saat ini, peragaan busana adalah produksi yang rumit, dengan pencahayaan, musik, dan efek khusus yang semuanya berperan dalam menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi penonton. Peran Catwalk dalam Pemasaran Fashion Catwalk memainkan peran penting dalam pemasaran mode, karena menyediakan platform bagi para desainer untuk memamerkan desain terbaru mereka kepada dunia. Landasan pacu adalah tempat visi perancang menjadi hidup, dan di situlah penonton dapat melihat pakaian bergerak. Catwalk juga merupakan tempat tren ditetapkan, karena desainer dan model bekerja sama untuk menciptakan tampilan yang akan memikat imajinasi publik. Psikologi di Balik Istilah “Catwalk” Istilah “catwalk” memiliki dampak psikologis bagi mereka yang mendengarnya, karena memunculkan citra keanggunan, keanggunan, dan keindahan. Istilah ini juga diasosiasikan dengan kepercayaan diri dan ketenangan, yang merupakan kualitas yang sangat dihargai dalam industri fashion. Penggunaan istilah “catwalk” memperkuat gagasan bahwa fashion lebih dari sekedar pakaian, ini tentang sikap dan kepribadian. Pengaruh Budaya Pop pada Istilah “Catwalk” Istilah "catwalk" telah dipopulerkan di banyak film, acara TV, dan lagu selama bertahun-tahun. Dari "Vogue" Madonna hingga film "Zoolander", catwalk telah menjadi simbol ikonik industri fashion. Pengaruh budaya pop pada istilah "catwalk" telah membantu menjadikannya bagian dari leksikon arus utama, dan sekarang dikenal oleh orang-orang di seluruh dunia. Penggunaan Global Istilah "Catwalk" dalam Peragaan Busana Istilah "catwalk" digunakan dalam peragaan busana di seluruh dunia, dari New York hingga Paris hingga Tokyo. Meskipun istilah tersebut mungkin berasal dari Eropa, istilah tersebut telah menjadi simbol universal mode dan gaya. Penggunaan istilah “catwalk” secara global merupakan bukti warisan abadi dari simbol ikonik industri mode ini. Kesimpulan Warisan Abadi dari "Catwalk" dalam Fashion. Catwalk adalah bagian integral dari industri fashion, dan pengaruhnya dapat dilihat dalam segala hal mulai dari desain pakaian hingga cara berjalan para model. Istilah "catwalk" telah menjadi identik dengan peragaan busana di seluruh dunia, dan warisan abadinya merupakan bukti kekuatan bahasa dan simbolisme dalam membentuk pemahaman kita tentang dunia di sekitar kita. Seiring dengan perkembangan industri fashion, catwalk akan tetap menjadi simbol keindahan, keanggunan, dan keanggunan, menginspirasi desainer dan penonton untuk generasi yang akan datang. .
  • 2xbijym4fz.pages.dev/306
  • 2xbijym4fz.pages.dev/99
  • 2xbijym4fz.pages.dev/91
  • 2xbijym4fz.pages.dev/311
  • 2xbijym4fz.pages.dev/277
  • 2xbijym4fz.pages.dev/280
  • 2xbijym4fz.pages.dev/76
  • 2xbijym4fz.pages.dev/140
  • 2xbijym4fz.pages.dev/48
  • catwalk fashion show adalah