Bismillahirohmannirohim Sebelumnya syg mengucapkan terimakasih banyak kepada ADMIN. Yg sdh menerima sy dan suami gabung di group TA'ARUF ♥ SIAP JAKARTA - Kisah Sanusi pria berusia 79 tahun yang mendirikan biro jodoh viral di media sosial. Sebagai mak comblang, Sanusi menolak menyerah meski harus bersaing dengan Aplikasi kencan masa kini. Meski tak memasang tarif untuk perjodohan, Sanusi yang punya klien mayoritas laki-laki, biasanya ia dibayar Rp 300 ribu. Saat ditemui di rumahnya, Kakek Sanusi yang memakai sarung dan kopiah duduk di teras rumahnya. Di dekatnya, terlihat sebuah spanduk berukuran 1x1,5 meter bertuliskan "Biro Jodoh". Warna tulisan merah membuat spanduk itu terlihat jelas dari kejauhan. Di bawah tulisan "Biro Jodoh", tertulis "gadis, jejaka, duda, dan janda", dengan ukuran huruf lebih kecil dan warna tidak menonjol. Di sudut bawah spanduk itu tertulis "P. SANUSI". Baca juga Cerita Nida Fadhillah, Perawat yang Menemukan Jodohnya Saat Menjadi Relawan di RSDC Wisma Atlet Itu adalah spanduk biro jodoh yang viral di media sosial TikTok beberapa waktu terakhir. Ia mengaku baru tiga bulan lalu memasang spanduk yang belakangan viral di media sosial. Meski begitu, soal perjodohan, Sanusi telah menggeluti aktivitas itu sejak lama. "Tapi saya menjodohkan orang sudah lama," ujar Sanusi menggunakan bahasa Jawa di teras rumahnya, Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Blitar, Jawa Timur, Sabtu 13/11/2021 siang. Sanusi buru-buru menuju sebuah lemari di ruang tengah rumahnya. Tiba-tiba, ia kembali dengan beberapa lembar foto ukuran postcard.
Untukpemesanan majalah biro jodoh hub 085221917100. Jodoh jangan ditunggu,tapi jemputlah dia,segera jemput pasangan hidup Anda di sini. 9.864 orang menyukai ini. 10.031 orang mengikuti ini. +62 852-2191-7100. Majalah.
- Biro jodoh milik Sanusi 79, warga Desa Sidodadi, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, tengah ramai diperbincangkan dan viral di TikTok. Sanusi tak berat hati meluangkan waktu untuk berbagi pengalaman soal usaha biro jodoh itu kepada yang datang menemui di kediamannya, Sabtu 13/11/2021. Menurut Sanusi, "bakat" menjodohkan orang tak lepas dari pengalamannya merantau ke luar Jawa. Sejak pulang dari pengembaraannya itu, Sanusi mengaku lebih bisa pandai berkomunikasi dan supel dengan orang banyak. Baca juga KUA di Solo Buka Layanan Biro Jodoh, Mahar hingga Nikah Semua Gratis, Tertarik? Dirinya mengaku bisa berteman dengan berbagai orang dengan latar belakang usia dan status sosial. Selain itu, pengalamannya itu semakin terasah setelah beberapa tahun menjadi tukang ojek di Pasar Kutukan, yang tak jauh dari rumahnya. Dengan pengalaman itu, Sanusi memberanikan diri memasang spanduk di teras rumahnya."Saya Sanusi. Baru dua apa tiga bulan lalu saya pasang spanduk itu. Tapi saya menjodohkan orang sudah lama," ujarnya dengan menggunakan bahasa Jawa ketika ditanya awal mula dirinya membuka layanan biro jodoh. Baca juga Kemenag Solo Buka Layanan Biro Jodoh Jadikan Aku Halalmu, Ini Syaratnya Tarif Soal tarif, Sanusi mematok harga Rp untuk pendaftaran dan wajib menyerahkan foto diri dan fotokopi Kartu Tanda Penduduk KTP serta nomor ponsel di belakang foto. Prosesnya, kata Sanusi, ada uang tambahan jika klien mendapat jodoh lewat bironya. "Seikhlasnya. Tapi biasanya ngasih Rp setiap pasangan," ujarnya. Hasil dari jasa biro jodoh itu pun digunakan Sanusi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi, kata Sanusi, motor yang dipakainya untuk ojek telah ditarik leasing karena menunggak angsuran. Sanusi yang telah ditinggal istrinya meninggal tiga tahun lalu itu berharap usahanya akan bertahan. Baca juga Kisah Sanusi Mak Comblang Blitar, Buka Biro Jodoh di Tengah Maraknya Aplikasi Kencan Digital
154Followers, 158 Following, 5 Posts - See Instagram photos and videos from Biro jodoh bandung (@biro_jodoh_bandung)
Ilustrasi Edi Wahyono Jumat, 2 Juni 2017 Wardi Taufiq mengambil sebuah album biru yang tersusun rapi di sebuah lemari kayu tua di ruang kerjanya. Ia hanya membuka lembar per lembar tanpa memperlihatkan isinya. "Ini data anggota kami lengkap dengan foto. Semua sangat rahasia," ujar Wardi di kantor biro jodoh Yayasan Scorpio Yasco, Jalan Kramat Lontar, Jakarta Pusat, beberapa hari ruangan kantor yang tampak bersahaja itu, Wardi mengendalikan Yasco, yang pernah berjaya pada akhir 1970-an sampai 1980-an, dibantu salah seorang anggota Yasco, Bambang Riyanto. Semua nyaris dioperasikan secara manual. Biro ini masih mempertahankan cara-cara lama sejak didirikan pada 1974. Setiap calon anggota harus mengisi identitas diri, seperti nama, alamat, status, serta kriteria calon pasangan idaman, pada selembar kertas. Formulir itu lantas diketik dan disimpan dalam album. Album biru untuk anggota pria dan merah muda bagi perempuan. "Dulu data-data ini diketik pakai mesin tik manual. Sekarang sudah pakai komputer, lalu dicetak," ujar pria berdarah Madura itu. Praktis, hanya pemakaian komputer itu yang menggunakan teknologi paling baru. Waktu itu memang belum ada yang berpikiran mencari jodoh perlu dilembagakan." Wardi Taufiq, pengelola biro jodoh Yasco Dua pengelola Yasco, Wardi Taufiq dan Bambang Riyanto Foto Pasti Liberti/detikX Buku album itulah yang menjadi awal pertemuan para pemburu jodoh. Anggota pria diberi akses melihat album merah muda. Begitu pula sebaliknya. "Hanya anggota yang punya hak istimewa untuk membuka album," ujar Wardi. Dari album itu, selain profil, akan terlihat juga nomor kontak. "Apakah akan kenalan lebih jauh, terserah mereka." Pertemuan antar-anggota pun rutin digelar. Pertemuan paling anyar digelar di sebuah hotel di Bandung pada 20-21 Mei lalu sekaligus merayakan ulang tahun ke-43 Yasco. Puluhan anggota dari Jakarta dan Bandung berkumpul di tempat itu. "Paling jauh ada anggota dari Solo yang baru bergabung," katanya. Biro jodoh Yasco, kata Wardi, didirikan ayah mertuanya, Subky Hasbie, pegawai di Departemen Agama. Hasbie merintis Yasco setelah menyelesaikan pendidikannya di IAIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Jawa Timur, pada 1972. Namun biro jodoh itu baru terwujud saat Hasbie menjabat Ketua Yayasan Kesejahteraan Mahasiswa Indonesia Yakmi pada 1974. Biro ini kemudian diaku sebagai salah satu program Yakmi. Akhirnya berdiri sebuah yayasan dengan nama Yakmi Service Corporation, disingkat Yasco. Hasbie mengontak Surat Kabar Mingguan Buana Minggu untuk mengasuh rubrik jodoh di media tersebut. Sebenarnya waktu itu pengumuman dimulainya rubrik jodoh dimuat pada edisi 12 Mei 1974. Rupanya korannya beredar satu hari lebih cepat. Saat itu pula telepon kantor Yasco di Jalan Ki Mangunsarkoro Nomor 1, Menteng, Jakarta Pusat, tak berhenti berdering. Maka ditetapkan tanggal 11 Mei 1974 sebagai tanggal resmi berdirinya Yasco. Kantor biro jodoh Yasco yang terletak di Jalan Kramat Lontar, Jakarta Pusat Foto Pasti Liberti/detikX Beberapa hari setelah Yasco keluar di Buana Minggu, surat-surat membanjiri kantor yang menempati salah satu ruangan di rumah milik Wakil Ketua MPRS Subchan Zaenuri Echsan itu. Karena tak punya pegawai, Hasbie lantas dibantu seorang sahabatnya. Tamu-tamu datang silih berganti. "Ternyata, walau yayasan baru, orang-orang langsung percaya," ujarnya. Yasco tak lama menumpang di rumah Subchan. Dia terpaksa mencari tempat lain karena rumah tersebut akan dijual. Untungnya, KH Idham Chalid, saat itu menjabat Ketua DPR/MPR, bersedia meminjamkan paviliun rumahnya yang tak jauh dari rumah Subchan. Hasbie dan Idham terbilang dekat karena sama-sama berasal dari Kalimantan Selatan. "Semua perlengkapan kantor saat itu dipinjami oleh Kiai Idham karena Yasco memang belum punya apa-apa," kata Wardi. Urusan tempat kelar, tapi persoalan Hasbie tak selesai. Sejumlah kawannya dalam Yakmi tidak mendukung adanya biro jodoh dalam yayasan. Mereka beralasan menjodohkan itu hanya kerjaan orang yang tidak punya pekerjaan. "Waktu itu memang belum ada yang berpikiran mencari jodoh perlu dilembagakan," ujar Wardi. Akhirnya Hasbie memutuskan mendirikan yayasan baru untuk menaungi biro tersebut. Nama Yasco tetap dipakai. Namun kali ini kepanjangannya berubah menjadi Yayasan Scorpio. "Kebetulan bintang Bapak itu Scorpio." Foto Thinkstock Walaupun banyak orang masih malu memakai jasa biro jodoh kala itu, Yasco tak kekurangan pemakai jasa. Kantor Yasco, yang bersebelahan dengan ruang kerja KH Idham Chalid, sepanjang jam kerja selalu dipenuhi tamu. Hasbie merasa keramaian di kantornya itu mengganggu aktivitas tuan rumah. "Yasco lantas mengontrak sebuah rumah di Matraman Raya sekitar April 1975. Saya bertemu istri saya di situ," ujar Bambang menambahkan cerita Wardi. Karena halamannya luas, didirikan sebuah warung dengan nama "Pemburu Jodoh". Yasco sukses besar. Setiap tahun jumlah anggota dan peminat baru terus meningkat, bahkan hampir menyentuh 10 ribu orang. Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Haryono Suyono bahkan mau menjadi Bapak Angkat Yasco. Haryono pulalah yang meresmikan kantor baru Yasco di Jalan Pramuka 172, Jakarta Pusat. Di tempat itu, Hasbie rutin menggelar acara bertajuk "Temu Jodoh" setiap bulan. "Yasco sangat terkenal bahkan kernet bus pun selalu teriak Yasco! Yasco! kalau mendekati gedung itu," ujar Wardi. Ketika sinar Yasco mulai meredup menjelang 1990-an, Departemen Sosial menghibahkan sebuah kantor di Jalan Kramat Lontar. Hasbie terus mempertahankan biro jodoh itu sampai akhir hayatnya. Pertemuan umum ke-333 keluarga besar Yasco pada Oktober 2012 di Bandung merupakan kegiatan terakhir yang diselenggarakan Hasbie. "Saya ingat Bapak membagikan selebaran kegiatan itu," ujar Wardi. Pendiri biro jodoh Yasco, Subky Hasbie ,saat menerima penghargaan dari Presiden Soeharto Foto Pasti Liberti/detikX Wardi mengambil alih pengelolaan Yasco setelah Hasbie wafat beberapa saat setelah pertemuan besar tersebut. Di luar sana, nama Yasco makin redup dan digantikan situs jodoh semacam Setipe, Tinder, OKCupid, dan sebagainya. Tapi Wardi tak gentar menghadapi persaingan. Menurutnya, biro jodoh gaya lama seperti Yasco punya pasar dan peminat sendiri. Yasco juga masih mendapat rubrik khusus di harian Pikiran Rakyat, Bandung, edisi Minggu. "Meski anggota tak sebanyak saat dipegang Pak Hasbie, saya yakin biro ini masih bisa eksis," kata Wardi. Reporter/Redaktur Pasti LibertiEditor Sapto PradityoDesainer Luthfy SyahbanRubrik Intermeso mengupas sosok atau peristiwa bersejarah yang terkait dengan kekinian.
Dibawah spanduk pun tertulis nama P.SANUSI. Spanduk Biro Jodoh tersebut sempat viral di media sosial TikTok beberapa waktu lalu. Baca juga: VIRAL, Wanita Ini Bertemu Jodoh Setelah Dipromosikan Teman di Twitter, Pamer Foto Sudah Tunangan Dilansir dari Kompas.com, Sanusi mengaku baru tiga bulan lalu memasang spanduk yang viral beberapa waktu terakhir itu. BiroJodoh Gratis. Kami membantu anda untuk mendapatkan jodoh impian anda, pekerjaan: karyawan dari sbh perusahaan di bandung domisilli: bandung kontak: 085721321104 tanda_t22@ wanita setia seagama,muslim . Nama : Mr.Xavier (samaran) *Nama asli akan diberitahukan pada saat kenalan Hub Biro Jodoh Insani, Tanpa Biaya. - Iklan Baris - Biro Jodoh Insani, Hub. 021-86 42046. Komplek Billymoon Blok. M1 / 16 B (Tk. Asep dikdik, 23 thn, laki-laki, single, Bandung, yang mau kenal boleh hubungi 085774771565 D6E5D85A. Dengan tidak kekurangannya kontak jodoh yg di lengkapi dgn no. Wa akan mempermudah siapa sj Nikahsiri atau nikah di bawah tangan adalah . Kumpulan nomor whatsapp janda cantik sedang mencari jodoh serius siap nikah || biro jodoh . Alia syarifah janda jogja cari jodoh siap nikah . Sy umur muda bagi di ajak nikah siri . Janda kaya no hp janda siap nikah siri 2020 / sah mani sahmani125 profil pinterest. .
  • 2xbijym4fz.pages.dev/323
  • 2xbijym4fz.pages.dev/43
  • 2xbijym4fz.pages.dev/188
  • 2xbijym4fz.pages.dev/81
  • 2xbijym4fz.pages.dev/235
  • 2xbijym4fz.pages.dev/178
  • 2xbijym4fz.pages.dev/270
  • 2xbijym4fz.pages.dev/119
  • 2xbijym4fz.pages.dev/228
  • biro jodoh di bandung